Jadi, saya berencana ke Jepang bulan depan. Negeri impian
jaman SD! Wahihihihi. Siapa coba yang nggak pengen punya Pintu Kemana Saja-nya Doraemon,
atau nggak hapal soundtracknya The Ordinary People? *heck, we even played that
song on high school*.
Singkat kata singkat cerita, setelah bertahun-tahun bekerja
dan akhirnya punya tabungan yang cukup, saya nekat beli tiket Air Asia ke
Haneda. Harganya masih terhitung murah, economy promo pp + meal dan bagasi
pulang sekitar 5,2 juta. Harga normal AA sekitar 8 juta PP.
Apakah ini kenekatan impulsif? Nggak juga sih. Saya punya saudara (istrinya sepupu) yang sedang kuliah disana yang mau menjadi pengundang, so, I was pretty much confident.
Sampai saat saya googling tentang proses pembuatan visa jepang. Jeng jeng. Disini drama dimulai.
Mesti punya duit berapa?
Niat saya meminta saudara hanya untuk menjadi pengundang dan
seluruh biaya akan saya tanggung sendiri. Tapi ngeliat informasi yang
bertebaran di internet macam2 bikin saya jiper, ada yang bilang harus simpan
sekitar 50 juta selama 3 bulan, ada yang bilang 30 juta, dan ada yang bilang ga
bisa pake jaminan deposito *mulai keringat dingin* ini mesti ngutang sama
siapahh??
Akhirnya saya tanya ke saudara saya kira-kira mesti punya tabungan berapa. Dan ternyata jawabannya sangat melegakan.
“Yang penting cukup
buat biaya hidup selama di Jepang. Anggap aja 1 hari habisnya 10.000 yen, sekitar
1 juta lah sehari. Tinggal dikaliin lama kamu tinggal dan ditambahin dikit”.
Saya
rencana tinggal selama 7 hari di Jepang,
jadi ya di rekening mesti ada 10 juta ++.
Hubungan dengan pengundang
Ini yang agak tricky dan kemarin berhasil membuat saya tiga
kali bolak-balik kedutaan. ‘Untung’ kedutaan jepang dan kantor saya ada di
jalan yang sama, jadi bisa bolak-balik jalan kaki walau pake gempor.
As I said before, yang ngundang itu istrinya sepupu. Pertama kali datang, saya cuma bawa foto yang ada saya dan dia. Yak, ditolak. Petugas visa-nya bilang, kalau undangan dari keluarga, dokumennya harus lebih lengkap : KK saya sendiri, KK sepupu saya, dan alien card pengundang. Pokoknya yang ada keterangan bahwa saya dan sepupu punya nama kakek dan nenek yang sama (dilihat dari nama orang tua dari ibu saya dan ibu sepupu saya). Dokumen pun dikembalikan.
Minggu depannya saya datang dengan 2 KK yang dimaksud, dan alien card pengundang (suami+istri). Di depan loket pun saya menjelaskan hubungan saudara ini.
Ibu Petugas Visa (IBV) : “Jadi, hubungannya gimana?”
Oknum Deg-degan (OD) : “Jadi ibu saya (insert mom’s name, sambil nunjuk KK saya) itu adiknya ibu ini (insert bude’s name, sambil nunjuk KK sepupu). Yang mengundang itu istrinya anaknya (insert sepupu’s name, sambil nunjuk KKnya)."
IBV : “Terus, buku nikahnya saudara anda dengan pengundang, mana?”
OD : anjir. Ini gue nggak siap. “Ehmm, saya adanya fotokopi alien card mereka berdua, di lembar terakhir”.
IBV (nanya ke teman sebelahnya) : “Ini cukup nggak? Kayaknya nggak ya.” lalu kembali bicara ke saya “Kurang buku nikahnya, ya, mesti ada itu”.
Penolakan kedua. Mulai gemes.
AKHIRNYA hari senin berikut saya datang lagi, dan dilayani
oleh ibu yang sama. Dia cuma lihat akta nikah, bolak-balik dokumen sedikit, dan
cap stempel tanda terima dan bilang, ”kamis siang kesini lagi ya buat ambil.”
And it was the longest 3 days in my life *lebay*.
Hari kamis siang ternyata banyak sekali orang yang menunggu.
Setelah ambil nomor antrian dan menunggu kira-kira 15 menit, akhirnya nama saya
dipanggil. Passport saya dibuka dan saya lihat ada lembaran yang bertuliskan “Japan
Visa”. Aaaakk.. maturnuwun Gusti.. setelah bayar-bayar, saya pun kembali ke
kantor sambil senyum-senyum. Aheeyyy.. Doraemon aku datangggg...
So, in conclusion, apa saja yang harus disiapkan?
Untuk lengkapnya, bisa dilihat disini http://www.id.emb-japan.go.jp/visa.html
kalau untuk kunjungan keluarga seperti kemarin yang saya lakukan, maka yang
disiapkan adalah :
Paspor : standar ya, masa berlaku harus > 6 bulan
Formulir permohonan visa dan Pasfoto terbaru (ukuran 4,5 X 4,5 cm, diambil 6 bulan terakhir dan tanpa latar, bukan hasil editing, dan jelas/tidak buram)
Foto kopi KTP
Bukti pemesanan tiket : tiket PP CGK-KUL KUL-HND, HND-KUL, KUL-CGK
Jadwal Perjalanan : buat umum aja, misal : hari 1 Asakusa, Tokyo Tower, hari 2 Disneyland, hari 3 ... dan tulis tempat tinggal dimana. (kalau belum pasti, booking hotel lewat agoda atau booking.com saja, cari yang free cancelation fee. Nanti kalau visa sudah keluar, bisa dibatalkan dan ganti hotel lain)
Dokumen yang membuktikan hubungan keluarga antara pemohon dengan pengundang : Ini nih yang bikin bolbal -_-'. Btw kalau hubungan teman itu lebih gampang lho, tinggal pake foto/surat (ya abis ga ada dokumen pertemanan secara hitam diatas putih kan? :p )
Surat undangan : ini di-tanda tangan ya sama pengundangnya
Dokumen yang berkenaan dengan biaya perjalanan : surat keterangan dari bank kalau kita punya simpanan disana. In my case, semua fotokopi tabungan, statement rek.payroll dan deposito dikasih deh.
Formulir permohonan visa dan Pasfoto terbaru (ukuran 4,5 X 4,5 cm, diambil 6 bulan terakhir dan tanpa latar, bukan hasil editing, dan jelas/tidak buram)
Foto kopi KTP
Bukti pemesanan tiket : tiket PP CGK-KUL KUL-HND, HND-KUL, KUL-CGK
Jadwal Perjalanan : buat umum aja, misal : hari 1 Asakusa, Tokyo Tower, hari 2 Disneyland, hari 3 ... dan tulis tempat tinggal dimana. (kalau belum pasti, booking hotel lewat agoda atau booking.com saja, cari yang free cancelation fee. Nanti kalau visa sudah keluar, bisa dibatalkan dan ganti hotel lain)
Dokumen yang membuktikan hubungan keluarga antara pemohon dengan pengundang : Ini nih yang bikin bolbal -_-'. Btw kalau hubungan teman itu lebih gampang lho, tinggal pake foto/surat (ya abis ga ada dokumen pertemanan secara hitam diatas putih kan? :p )
Surat undangan : ini di-tanda tangan ya sama pengundangnya
Dokumen yang berkenaan dengan biaya perjalanan : surat keterangan dari bank kalau kita punya simpanan disana. In my case, semua fotokopi tabungan, statement rek.payroll dan deposito dikasih deh.
Saya juga menyiapkan cetakan slip gaji dan surat keterangan
bekerja dari kantor. Tapi ketika tanya ke petugasnya perlu nyerahin itu atau nggak, dia ga
bilang apa-apa, akhirnya kusimpan lagi.
So, that’s it. Semoga sampai hari keberangkatan nggak ada
halangan *fingers crossed* :)